Senin, 07 Oktober 2019

Merawat Sampah, Merawat Dunia


MERAWAT SAMPAH, MERAWAT DUNIA
REMAJA PEDULI SAMPAH DAN LINGKUNGAN

oleh :
Ika Ratnani

Remaja. Banyak orang bilang masa kini adalah masa yang sulit. Perubahan fisik, penyesuaian lingkungan baru terkadang membuat seorang remaja menjadi minder. Nah, ada banyak hal positif yang bisa dilakukan untuk mengatasi perasaan minder tersebut. Salah satunya mengatasi perasaan minder adalah dengan cara berlatih berorganisasi, melalui organisasi sekolah, seperti Palang Merah Remaja (PMR). Kegiatan di dalam ekstrakurikuler PMR ternyata mampu membangun kepercayaan diri sekaligus mengasah sisi kemanusiaan remaja. Apalagi banyak isu-isu sosial yang dibahas dalam kegiatan PMR seperti sampah.

Remaja, Penyumbang Sampah

Sebagai contoh, saat ini banyak anak muda yang tidak peduli dengan lingkungannya. Seringkali  terlihat sampah berceceran dimana-mana. Padahal jumlah remaja di Indonesia paling banyak lho !!! Berarti penyumbang sampah terbanyak adalah remaja ya ??? 
Kita bayangkan saja, tahun 2010 lalu telah diadakan Sensus Penduduk (itu Kawan...kegiatan pencacahan/penghitungan jiwa penduduk), kalau misalnya ada 7 juta remaja yang dalam sehari membuang sampah 1 kilogram, coba pikirkan ada berapa banyak sampah setiap harinya ??? 
Apakah tahun – tahun yang akan datang kita mau hidup ditimbun sampah ???
Apakah remaja hanya  diam saja ketika melihat sampah di sekitar kita ???
Sampah Organik dan Non-Organik

Sampah dianggap sebagai barang sisa yang telah digunakan manusia. Sampah dianggap tidak memiliki harga. Oleh karenanya, jarang ada orang yang tertarik mengelola sampah dari kalangan remaja. Padahal jika sampah diolah dengan baik, akan menghasilkan hal yang bermanfaat.

Nah, sampah itu sendiri ada banyak macamnya. Yang paling penting untuk dikenali adalah sampah organik dan sampah nonorganik. Sampah organik merupakan sampah yang membusuk, seperti sayuran, makanan, daun – daunan, dan lain-lain. Sampah jenis ini bisa dikatakan sebagai  sampah basah. Sampah non-organik adalah sampah yang tidak mudah membusuk, seperti botol, kaleng bekas, kertas bekas, kemasan minuman, dan lain-lain. Sampah nonorganik dikatakan sebagai sampah kering. Kedua jenis sampah ini dapat diolah dan dimanfaatkan kembali.
Strategi 3 L (Laci, Lantai, Lingkungan Sekitar) di Sekolah

Permasalahan yang muncul adalah “Bagaimana cara kita, sebagai remaja masa kini, memperlakukan sampah ? “

Penanganan sampah bisa dimulai dari 3 L (Laci, Lantai, Lingkungan Sekitar). Kebersihan bisa dimulai dari hal yang kecil seperti selalu menengok laci meja di sekolah, menjaga kebersihan lantai, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar sekolah.

Laci. Kebersihan laci meja sangat penting karena laci meja sering dijadikan tempat penyimpanan sampah sementara di kelas. Untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman, sebaiknya laci meja selalu dijaga kebersihannya. Sampah – sampah nonorganik dibuang pada tempat sampah yang sesuai.

Lantai. Setelah kebersihan laci meja terjaga, kebersihan lantai juga sangat penting. Lantai yang bersih dan bebas dari sampah bisa membuat kita jadi nyaman. Seringkali perasaan jijik dan enggan harus dilawan demi sampah. Kita perlu juga untuk mengepel lantai satu minggu sekali.

Lingkungan sekitar. Kita bayangkan apabila laci meja dan lantai sudah bersih, tinggal lingkungan sekitar yang harus diperhatikan. Hal yang paling mudah kalau tidak menemukan tempat sampah adalah mengantongi sampah tersebut terlebih dahulu. Selain itu, juga harus dilaksanakan pengurangan penggunaan plastik.

Nah, kalau sampah sudah dikelola dengan baik, minimal kita tahu kemana harus membuang sampah dan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar, maka bumi ini akan terawat dengan baik. Seperti halnya merawat diri sendiri. Mari rawatlah bumi dengan memperlakukan sampah secara istimewa!   
PMR Love CLEAN.

7 komentar:

  1. Nice, Salah satu penyumbang sampah terbesar juga harus menjadi salah satu pembersih sampah terbesar.

    BalasHapus
  2. Semangat, anak muda ✊✊✊

    Perlu kesadaran khusus untuk tidak membuang sampah sembarangan,,

    BalasHapus
  3. baru tahu tentang laci-lantai-lingkungan ini, keren, informatif.

    BalasHapus
  4. Seneng deh tulisannya bisa menjadi pengingat untuk peduli lingkungan

    BalasHapus
  5. Ketika membaca remaja penyumbang sampah, jadi keinget kalo perpustakaan penyumbang global warning terbesar

    BalasHapus
  6. Kak ditambahkan dong tabungan jelantah misalnya...supaya bisa diolah untuk peruntukan alternatif yang aman...

    BalasHapus