Rabu, 14 Agustus 2019

Kesenangan Belajar dengan JIGSAW


Pendidikan konvensional selalu identik dengan guru ceramah dan siswa mendengarkan. Pembelajaran IPS di era kurikulum 2013 saat ini pun masih memiliki godaan untuk selalu kembali pada pola pembelajaran konvensional tersebut. Pasalnya, materi yang padat dengan alokasi waktu yang terbatas menjadikan guru kebingungan untuk menata sistem pembelajaran aktif yang diharapkan oleh pemerintah.
Di sisi lain, kurikulum 2013 mengharuskan guru untuk membuat kegiatan pembelajaran dimana siswa aktif mencari pengetahuan dan menggali keterampilan melalui bimbingan guru. Selain itu, pembelajaran kurikulum 2013  memerlukan persiapan begitu matang agar siswa mampu memperoleh aspek keilmuan dari tataran faktual, konseptual, prosedural, bahkan metakognitif. Harapannya agar hasil lulusan tentunya lebih berkualitas.
Nah, setelah melalui perenungan dan kaji literasi, penggunaan metode jigsaw sangat banyak digunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Berbekal keinginan untuk mengaplikasikan strategi pembelajan tersebut, saya berusaha mengaplikasikan model pembelajaran jigsaw dengan menyesuaikan kondisi siswa saya, khususnya pada materi Keadaan Alam Negara-Negara di Dunia.

Langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif jigsaw yang saya lakukan :
  1. Pertama saya mempersiapkan rencana pengajaran untuk 3 kali pertemuan. Dengan asumsi, pada pertemuan pertama saya melakukan sosialisasi metode pembelajaran, menanamkan konsep dasar tentang Keadaan Alam Negara di Dunia, seperti konsep lokasi, iklim, bentuk muka bumi, geologi, flora dan fauna, serta kondisi penduduk suatu negara. Setelah perencanaan pembelajaran, pertemuan pertama dilakukan pembentukan kelompok sesuai dengan negara yang dibahas, yaitu Jepang, Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Mesir mewakili benua Asia, Eropa, Amerika, Australia, dan Afrika.
  2. Pada saat pembelajaran, setelah pembentukan kelompok negara, siswa mengkaji fakta, prosedur, konsep terkait dengan keadaan alam negara  Jepang, Inggris, Amerika Serikat, Australiam dan Mesir. Setiap siswa terlibat aktif dalam diskusi dan penggalian materi.
  3. Langkah ketiga setelah siswa siap dengan materi yang dimilikinya, guru membentuk tim ahli (jigsaw), misalnya Jepang 1, Jepang 2, Jepang, 3, dst. dan Inggris 1, Inggris 2, Inggris 3, dst. sampai seluruh siswa mendapatkan nomor keahlian.
  4. Setelah seluruh siswa mendapatkan nomor ahli, Jepang 1 membentuk kelompok bersama Inggris 1, Amerika 1, Australia 1, Amerika Serikat 1, dan Mesir 1. Guru kemudian menginstruksikan agar kelompok 1 melakukan presentasi di dalam kelompoknya berurutan sesuai urutan luas benua. Dalam 2 x 40 menit, siswa melakukan 3 kali presentasi seperti misalnya presentasi Jepang 1, Inggris 1, dan Amerika Serikat 1 di dalam kelompok 1. Pada pertemuan berikutnya Australia 1 dan Mesir 1. Hal terpenting dalam kegiatan jigsaw ini, siswa diarahkan menyampaikan materi disertai dengan mencatat.
  5. Setelah dilakukan presentasi, tiap presenter diminta membuat 2 soal dikumpulkan ke guru dan segera diserahkan sebelum akhir pembelajaran. Guru kemudian mengumpulkan soal dari presenter Jepang 1, Jepang 2, Jepang 3, Jepang 4, Jepang 5, dan Jepang 6. Guru kemudian menyeleksi soal yang telah dibuat untuk diujikan dalam post test. Tidak perlu terlalu banyak soal, tiap negara sekitar 3-5 soal.
  6. Hasil kuis menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kompetensi pengetahuan siswa setelah belajar menggunakan model jigwa ini.
  7. Berdasarkan hasil wawancara pun, siswa merasa lebih nyaman dan fokus saat belajar menggunakan tipe jigsaw. Alasan mereka, dibanding pada saat presentasi klasikan, kegiatan presentasi model jigsaw lebih mudah diikuti, lebih sedikit yang ngobrol, dan lebih fokus.
  8. Terdapat beberapa kendala seperti ketidaksiapan siswa saat presentasi, terutama siswa yang tidak mempersiapkan diri pada saat menyampaikan hasil diskusinya. Kemudian, kemampuan komunikasi siswa juga berbeda-beda. Sebagian besar siswa sudah baik kemampuan komunikasinya, mampu menyampaikan materi dengan baik, akan tetapi beberapa siswa masih kesulitan berinteraksi dengan anggota kelompoknya disebabkankan kurang konsentrasi pada saat diskusi.
Tentunya, masih banyak hal yang perlu dievaluasi dalam pembelajaran. Tapi, semangat mengajar perlu terus dipupuk. Saya pribadi terus berusaha menggali kemampuan siswa, memvariasikan metode dan strategi pembelajaran di kelas. Salam pendidikan.

Foto Kegiatan Belajar :

Siswa belajar di luar kelas


Siswa Ahli Inggris melakukan presentasi di kelompoknya


###  Selamat belajar  ###