Senin, 09 September 2019

3 Mimpi Sederhana Bersama ODOP


Mimpi. Satu kalimat sakti yang banyak membawa seseorang sukses atau bahkan sebaliknya. Begitu banyak cerita-cerita inspiratif, autobigrafi, dan juga biografi yang mengungkapkan kekuatan sebuah mimpi. Saking hebatnya, daya dorong kekuatan mimpi mampu menghadirkan bayangan nyata yang dapat membimbing langkah seseorang. Kata simbah uti, bermimpilah setinggi mungkin, jalani sekuat hati, lalu berdoalah sungguh-sungguh agar mimpi itu mewujud. Awesome, kan?

Pernah suatu saat saya melihat sebuah lencana yang terbengkelai. Lencana emas berlambang garuda yang begitu indah, namun kenapa dibiarkan dan tidak terpakai. Dalam hati, saya bermimpi suatu saat akan memakai lencana itu. Selang beberapa belas tahun kemudian, mimpi tersebut  menjadi kenyataan. Lencana korpri kini selalu tersemat di dada kiri saya. Tentunya dengan segudang tugas dan tanggung jawab luar biasa.

Perjalanan sebagai seorang abdi negara tentunya penuh suka dan duka. Apalagi setiap saat harus jibaku dengan tantangan baru. Era milenial kata orang. Sebuah era dimana kekuatan informasi dan teknologi begitu mendominasi kehidupan manusia. Nah, kemudahan teknologi inilah yang sejak tahun 2017 menghadirkan sebuah mimpi baru, mimpi menjadi seorang penulis. Sebuah mimpi immposible dan sekarang menjadi possible.

Awal mengenal One Day One Post a.k.a ODOP dari seorang teman, Mba Ceskha Rina. Sebuah pembicaraan mengenai dunia tulis menulis mendorong kami bertemu dalam komunitas menulis di tingkat kabupaten. Ajakannya begitu menggiurkan. Bergabung dalam sebuah komunitas luar biasa yang mencetak penulis muda berbakat di Indonesia. Berbekal tekad, saya mengikuti tantangan menulis pertama dalam.Ramadhan Writing Challenge. Ah..disinilah kegilaan saya tersalurkan. Menulis menjadi pelipur. Menulis menjadi penyalur kegelisahan. Sampai akhirnya, setelah RWC berakhir, saya merindukan komunitas menulis ini.

Tarararara...akhirnya ODOP Batch 7 hadir. Dan pertama kalinya saya menulis di blog usang saya ini. Berbekal jiwa amatir dan sedikit keberanian, saya mulai menulis lagi. Siapa tahu, jiwa khayal saya bisa membubung tinggi. Hehe..Nah, setelah bergabung dengan komunitas ODOP Batch 7, saya betul-betul mengharapkan aada tiga hal yang terjadi, yaitu :

1. Makin rajin membaca. Bak sayur tanpa garam, saya menyakini menulis tanpa membaca tak bernyawa. Oleh karena itu, mimpi saya sederhana saja, menjadi pembaca yang rajin di setiap harinya.

2. Menjadi lebih peka. Ketika menulis, terjadi proses olah pikir dan olah rasa. Pengalaman-pengalaman tampak mata lebih bermakna apabila diabadikan dalam bentuk tulisan. Bahasa saya, memotret momen. Mimpi saya sederhana, agar saya lebih suka memotret momen melalui tulisan.

3. Menjadi pembelajar sejati. Di tengah segala aktivitas, buat saya menjadi pembelajar sejati adalah mimpi yang harus terwujud. Saya tidak ingin sementara tubuh saya mendewasa bahkan menua, tapi jiwa dan pikiran saya mengkerut tidak bertumbuh. Mimpi menjadi pembelajar sejati mengusung harapan seiring bertambah usia, makna kehidupan makin terendap dalam kalbu. Sederhana saja. Makin banyak menulis, makin banyak merenung, makin dewasa dalam berpikir.

Ke depan, semoga semangat dan ketekunan selalu menyertai, dan tiga mimpi sederhana akan terwujud.
Salam literasi

2 komentar: