REUNI
Menua.
Setiap orang pasti mengalaminya. Entah cepat entah lambat. Warna rambut yang
memudar, langkah melambat, tubuh membengkak, bahkan larik-larik keriput.
Namun, dalam kenangan seorang dewasa yang menua selalu ada hal menyenangkan.
Entah itu tentang jatuh cinta. Entah pengalaman perjalanan masa kecil penuh
petualangan. Atau bahkan sekelumit canda tawa bersama sahabat di kala muda.
Raga-raga yang renta selalu menjaga kenangan agar tak memudar.
Hampir
tiga ratus enam puluh purnama telah lewat. Pertemuan kembali terasa berkat.
Kawan-kawan sekolah dasar yang dulu pendiam terlihat cerewet membetulkan posisi
baju anaknya. Teman yang dahulu aktif masih nampak bersemangat membawakan
acara. Sedang aku masih setia menjadi pengamat saja. Menikmati perubahan
signifikan di wajah kawan lama. Sesekali senyum dan anggukan kuberikan ketika
sapa kabar menghampiri.
Beberapa kawan lain terlihat lebih perlente. Gaya
bicaranya pun berubah. Lebih percaya diri dan lebih meyakinkan. Maklum, bisnis
sampingannya berhasil. Sah-sah saja ia sedikit berlagak, bukan? Di sudut cafe
nan sejuk, kembali kuperhatikan wajah seorang kawan yang sepertinya tidak
mengalami perubahan. Kupikir dia memakan buah awet muda, lihat saja mukanya
yang tanpa kerutan meski tak berias. Belum lagi sepatu kets yang trendy dan
gaul dipakainya. Ah, sudahkah jiwaku menua?
Tanpa sadar saat mata ini memindai satu demi satu kawan
lama, kutemukan satu sosok yang pernah mengisi hatiku. Sepertinya ia tidak
menyadari ketika sudut mata ini mencuri pandang padanya. Senyum bulan sabitnya
masih juga menawan, namun sayang hati ini sudah tidak bergetar seperti dulu. Hanya
saja kekagumanku masih tersisa di relung hati. Betapa bodoh aku di masa lalu. Mengingat
cinta rasa monyet yang menemani masa mudaku.
Reuni.
Mempersatukan kembali. Proses indah ini terjadi karena ada kasih di dalam hati.
Bukan hanya sekedar kepo tentang si ini dan si itu. Tidak mudah mengumpulkan
orang dalam satu waktu yang sama, apalagi dengan persepsi yang sama. Kegiatan
reuni kali ini ternyata banyak menggugah kenangan, menyenangkan. Mengurai lagi
bermacam cerita tentang masa kini dan harapan masa depan. Setidaknya, sekedar
mengamati dan berbagi tawa saat reuni membuat semangatku bangkit kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar