TANTANGAN ODOP BATCH 7
SERANG RATU PETRA
Cericit prenjak di pagi hari
begitu nyaring menyambut pagi. Semburat matahari kuning keemasan menyapa sudut
rumah pohon paling timur tempat Ara dan sahabatnya terlelap. Begitu sinar
matahari menyentuh kelopak mata Ara, matanya memicing. Ara pun terbangun. Ia lalu
membangunkan sahabatnya untuk mempersiapkan diri. Sejarah besar akan tercipta
bagi Ara hari ini. Ia harus mempersiapkan diri.
“Mario, Kania, bangunlah. Kita
harus bergegas.” Kata Ara sambil menggoyang-goyangkan kaki Mario.
“Ah, kamu tidak suka melihat orang
asyik bermimpi ya?” Mario mendengus kesal kepada Ara.
“Mario, kita sedang di dunia
penyu. Sadarlah.” Bujuk Ara.
Kesadaran Mario tiba-tiba pulih
dan kemudian berkata, “Ara terima kasih sudah mengingatkan. Aku akan ke bawah
dulu. Akan kubuat senjata yang sulit dikalahkan oleh pasukan Ratu Petra.
Semalam aku sudah berbincang-bincang dengan Chelone kalau Ratu Petra tidak suka
dengan pasir. Aku ke bawah dulu.” Mario setengah berlari keluar ruangan.
“Selalu saja antusias kalau
menemukan ide-ide. Kania, bangunlah.” Ara masih berusaha membangunkan Kania.
Kania yang sebetulnya sudah mendengar percakapan Ara dengan Mario segera bangun
dan duduk di tempatnya.
“Ara, apa yang akan kita lakukan
hari ini? Apakah kau yakin?” Tanya Kania sungguh-sungguh.
“Kita akan bersama-sama membuat
sejarah untuk menyelamatkan dunia penyu bersama Chelone, Kania. Teruslah berdoa
agar kita diberi kekuatan dan keselamatan.” Pinta Ara sambil memegang tangan
sahabat terbaiknya itu.
“Oke ... ayo kita turun aku
lapar.” Kania menahan senyum ketika perutnya berbunyi.
----
Ratu Petra sedang berteriak
kepada salah satu pasukannya untuk membawa salah satu tukik ke hadapannya. Pagi
ini Sang Ratu ingin hidangan tukik acar saos tiram. Salah satu pelayannya
tergopoh-gopoh datang membawakan beberapa tukik yang tidak mampu bertahan
hidup.
“Hahaha. Hidangkan mereka
untukku. Aku akan senantiasa kuat dan awet muda kalau memakan mereka. Cepatlah.
Jangan buat aku marah karena kehilangan kesabaran.” Bentak Ratu Petra kepada
pelayannya.
Setiap pagi Ratu Petra selalu
ingin memakan hidangan yang aneh-aneh. Tukik-tukik yang disanderanya tak lain
bertujuan untuk dimasak agar Ratu Petra awet muda. Tindakan Ratu Petra itu
membuat dunia penyu porak poranda. Belum lagi senjata minyak yang ditembakkan
pasukannya membuat tumbuhan sekitar dunia penyu mengering dan mati. Tanpa
disadari oleh Sang Ratu, Chelone dan Ksatria Penyu sedang menuju kerajaannya
untuk meminta pertanggungjawaban Ratu Petra yang telah berbuat jahat.
“Ah, tukik muda ini kriuk sekali.
Setiap pagi aku harus memakannya.” Celoteh Ratu Petra sendirian.
Salah satu pengawal Ratu Petra
tiba-tiba terburu-buru melapor kepada junjungannya.
“Lapor Ratu. Pasukan Penyu sedang
menyerang kerajaan kita. Apa yang harus dilakukan, Ratu. Banyak prajurit yang
sedang di tengah laut.” Pengawal kerajaan begitu panik mengetahui serangan
tiba-tiba oleh pasukan penyu.
“Apa?!” Ratu Petra sama
terkejutnya.
“Perintahkanlah seluruh pasukan
menahan serangan mereka. Jaga agar tukik-tukik itu tidak jatuh ke tangan
mereka.” Perintah Ratu Petra kepada pengawalnya.
“Aku akan menghadapi penyu-penyu itu. Toh mereka lembek dan tidak memiliki
kekuatan.” Batin Ratu Petra menenangkan diri.
Di luar kerajaan, Mario telah
berhasil melawan pasukan Ratu Petra. Senjata api dan minyak milik pasukan Petra
berhasil dikalahkan oleh senjata butir pasir milik Mario. Moncong-moncong
senjata api itu dibungkam oleh butir-butir pasir sehingga mereka tidak bisa lagi
menembakkan api ke arah pasukan penyu. Di depan Mario, Ara dan Kania bersama
Chelone berjalan perlahan menuju singgasana Ratu Petra.
“Wah ... Wah. Siapa gerangan manusia yang berani
datang ke kerajaan Petra? Mau kalian aku hanguskan dengan minyakku?” Ratu Petra
Jumawa di depan Ara dan Kania.
“Bebaskan anak-anak penyu yang
kau sandera, Ratu. Maka aku akan membiarkanmu hidup.” Ancam Chelone melihat
kecongkakan Ratu Petra.
“Hahaha. Hei, Chelone,
berani-beraninya kamu membawa dua anak ini ke hadapanku. Bisa apa mereka? Mereka
pasti kalah dengan kekuatanku.” Ratu Petra lalu mengeluarkan bola api besar
dari tongkatnya ke arah Ara dan Kania.
Ara dan Kania pun menghindar.
Kemudian, Ara melemparkan Kerang Bintang yang dipegangnya ke arah tongkat Ratu
Petra. Seketika itu juga, tongkat Ratu Petra pecah berkeping-keping. Kekuatan
Ratu Petra pun hancur. Belum lagi ketika Kania juga melemparkan Kerang Bintang
kedua ke arah singgasana, kerajaan semu yang berasal dari cahaya fatamorgana
itu akhirnya menghilang perlahan. Ratu Petra melihat kerajaan kebanggaannya
musnah, berteriak histeris sambil menjambak rambutnya yang kini tak lagi bermahkota.
“Jangan. Jangan kau ambil
kerajaanku!” Teriak Ratu Petra nyaring.
“Kembalikan anak-anak penyuku
segera, Ratu. Cepatlah.” Chelone menghardik Ratu Petra dengan keras. Sang Ratu
akhirnya tersungkur dan menangis.
“Ambillah kunci ini. Bebaskanlah tukik-tukik
itu. Huhuhuhu.” Ratu Petra menangis tersedu-sedu.
Setelah Chelone membebaskan
tukik-tukik, ia kembali mendatangi Sang Ratu.
“Sekarang kembalikan kesuburan
tanah kami. Anak-anak penyu kami butuh lahan sementara untuk berkembang biak. Kekeringan
membuat mereka tidak bisa bertahan hidup. Kembalikanlah, Ratu Petra. Engkau
sudah kalah.”Chelone nampak begitu berwibawa meskipun ia seorang penyu.
“Baiklah, baiklah.” Gerakan
tangan memutar Ratu Petra kemudian menghadirkan suasana sejuk kembali di hutan
penyu.
“Aku akan membawamu, Ratu. Engkau
haru tinggal di rumah pohon hingga engkau insyaf sepenuhnya.” Lanjut Chelone.
“Iya. Baiklah.” Seakan habis
tenaga Ratu Petra, ia mau saja ketika pasukan penyu membawa Sang Ratu menuju
rumah pohon.
“Terima kasih banyak, Ara, Kania,
Mario. Atas bantuan kalian, kita bisa menyelamatkan tukik-tukik dan dunia penyu
dari kepunahan. Kalian telah mencetak sejarah baru. Sekali lagi, kalian layak menyandang gelar Ksatria Penyu.
Chelone bangga sekali dengan kalian, Nak.” Penuh kearifan Chelone yang telah
berumur ratusan tahun itu tulus berterima kasih.
Bersambung Part-5
#TANTANGAN8_SERI4
#ODOPBATCH7
#THELASTFORTHEBEST
#THELASTFORTHEBEST
Tidak ada komentar:
Posting Komentar