Minggu, 03 November 2019

CERITA BERSAMBUNG 4

CERBER
TANTANGAN ODOP BATCH 7

SERANG RATU PETRA


Cericit prenjak di pagi hari begitu nyaring menyambut pagi. Semburat matahari kuning keemasan menyapa sudut rumah pohon paling timur tempat Ara dan sahabatnya terlelap. Begitu sinar matahari menyentuh kelopak mata Ara, matanya memicing. Ara pun terbangun. Ia lalu membangunkan sahabatnya untuk mempersiapkan diri. Sejarah besar akan tercipta bagi Ara hari ini. Ia harus mempersiapkan diri.

“Mario, Kania, bangunlah. Kita harus bergegas.” Kata Ara sambil menggoyang-goyangkan kaki Mario.

“Ah, kamu tidak suka melihat orang asyik bermimpi ya?” Mario mendengus kesal kepada Ara.

“Mario, kita sedang di dunia penyu. Sadarlah.” Bujuk Ara.

Kesadaran Mario tiba-tiba pulih dan kemudian berkata, “Ara terima kasih sudah mengingatkan. Aku akan ke bawah dulu. Akan kubuat senjata yang sulit dikalahkan oleh pasukan Ratu Petra. Semalam aku sudah berbincang-bincang dengan Chelone kalau Ratu Petra tidak suka dengan pasir. Aku ke bawah dulu.” Mario setengah berlari keluar ruangan.

“Selalu saja antusias kalau menemukan ide-ide. Kania, bangunlah.” Ara masih berusaha membangunkan Kania. Kania yang sebetulnya sudah mendengar percakapan Ara dengan Mario segera bangun dan duduk di tempatnya.

“Ara, apa yang akan kita lakukan hari ini? Apakah kau yakin?” Tanya Kania sungguh-sungguh.

“Kita akan bersama-sama membuat sejarah untuk menyelamatkan dunia penyu bersama Chelone, Kania. Teruslah berdoa agar kita diberi kekuatan dan keselamatan.” Pinta Ara sambil memegang tangan sahabat terbaiknya itu.

“Oke ... ayo kita turun aku lapar.” Kania menahan senyum ketika perutnya berbunyi.

----

Ratu Petra sedang berteriak kepada salah satu pasukannya untuk membawa salah satu tukik ke hadapannya. Pagi ini Sang Ratu ingin hidangan tukik acar saos tiram. Salah satu pelayannya tergopoh-gopoh datang membawakan beberapa tukik yang tidak mampu bertahan hidup.

“Hahaha. Hidangkan mereka untukku. Aku akan senantiasa kuat dan awet muda kalau memakan mereka. Cepatlah. Jangan buat aku marah karena kehilangan kesabaran.” Bentak Ratu Petra kepada pelayannya.

Setiap pagi Ratu Petra selalu ingin memakan hidangan yang aneh-aneh. Tukik-tukik yang disanderanya tak lain bertujuan untuk dimasak agar Ratu Petra awet muda. Tindakan Ratu Petra itu membuat dunia penyu porak poranda. Belum lagi senjata minyak yang ditembakkan pasukannya membuat tumbuhan sekitar dunia penyu mengering dan mati. Tanpa disadari oleh Sang Ratu, Chelone dan Ksatria Penyu sedang menuju kerajaannya untuk meminta pertanggungjawaban Ratu Petra yang telah berbuat jahat.

“Ah, tukik muda ini kriuk sekali. Setiap pagi aku harus memakannya.” Celoteh Ratu Petra sendirian.

Salah satu pengawal Ratu Petra tiba-tiba terburu-buru melapor kepada junjungannya.

“Lapor Ratu. Pasukan Penyu sedang menyerang kerajaan kita. Apa yang harus dilakukan, Ratu. Banyak prajurit yang sedang di tengah laut.” Pengawal kerajaan begitu panik mengetahui serangan tiba-tiba oleh pasukan penyu.

“Apa?!” Ratu Petra sama terkejutnya. 

“Perintahkanlah seluruh pasukan menahan serangan mereka. Jaga agar tukik-tukik itu tidak jatuh ke tangan mereka.” Perintah Ratu Petra kepada pengawalnya.

“Aku akan menghadapi penyu-penyu itu. Toh mereka lembek dan tidak memiliki kekuatan.” Batin Ratu Petra menenangkan diri.

Di luar kerajaan, Mario telah berhasil melawan pasukan Ratu Petra. Senjata api dan minyak milik pasukan Petra berhasil dikalahkan oleh senjata butir pasir milik Mario. Moncong-moncong senjata api itu dibungkam oleh butir-butir pasir sehingga mereka tidak bisa lagi menembakkan api ke arah pasukan penyu. Di depan Mario, Ara dan Kania bersama Chelone berjalan perlahan menuju singgasana Ratu Petra.

“Wah ...  Wah. Siapa gerangan manusia yang berani datang ke kerajaan Petra? Mau kalian aku hanguskan dengan minyakku?” Ratu Petra Jumawa di depan Ara dan Kania.

“Bebaskan anak-anak penyu yang kau sandera, Ratu. Maka aku akan membiarkanmu hidup.” Ancam Chelone melihat kecongkakan Ratu Petra.

“Hahaha. Hei, Chelone, berani-beraninya kamu membawa dua anak ini ke hadapanku. Bisa apa mereka? Mereka pasti kalah dengan kekuatanku.” Ratu Petra lalu mengeluarkan bola api besar dari tongkatnya ke arah Ara dan Kania.

Ara dan Kania pun menghindar. Kemudian, Ara melemparkan Kerang Bintang yang dipegangnya ke arah tongkat Ratu Petra. Seketika itu juga, tongkat Ratu Petra pecah berkeping-keping. Kekuatan Ratu Petra pun hancur. Belum lagi ketika Kania juga melemparkan Kerang Bintang kedua ke arah singgasana, kerajaan semu yang berasal dari cahaya fatamorgana itu akhirnya menghilang perlahan. Ratu Petra melihat kerajaan kebanggaannya musnah, berteriak histeris sambil menjambak rambutnya yang kini tak lagi bermahkota.

“Jangan. Jangan kau ambil kerajaanku!” Teriak Ratu Petra nyaring.

“Kembalikan anak-anak penyuku segera, Ratu. Cepatlah.” Chelone menghardik Ratu Petra dengan keras. Sang Ratu akhirnya tersungkur dan menangis.

“Ambillah kunci ini. Bebaskanlah tukik-tukik itu. Huhuhuhu.” Ratu Petra menangis tersedu-sedu.

Setelah Chelone membebaskan tukik-tukik, ia kembali mendatangi Sang Ratu.

“Sekarang kembalikan kesuburan tanah kami. Anak-anak penyu kami butuh lahan sementara untuk berkembang biak. Kekeringan membuat mereka tidak bisa bertahan hidup. Kembalikanlah, Ratu Petra. Engkau sudah kalah.”Chelone nampak begitu berwibawa meskipun ia seorang penyu.

“Baiklah, baiklah.” Gerakan tangan memutar Ratu Petra kemudian menghadirkan suasana sejuk kembali di hutan penyu.

“Aku akan membawamu, Ratu. Engkau haru tinggal di rumah pohon hingga engkau insyaf sepenuhnya.” Lanjut Chelone.

“Iya. Baiklah.” Seakan habis tenaga Ratu Petra, ia mau saja ketika pasukan penyu membawa Sang Ratu menuju rumah pohon.

“Terima kasih banyak, Ara, Kania, Mario. Atas bantuan kalian, kita bisa menyelamatkan tukik-tukik dan dunia penyu dari kepunahan. Kalian telah mencetak sejarah baru. Sekali lagi, kalian layak menyandang gelar Ksatria Penyu. Chelone bangga sekali dengan kalian, Nak.” Penuh kearifan Chelone yang telah berumur ratusan tahun itu tulus berterima kasih.

Bersambung Part-5

#TANTANGAN8_SERI4
#ODOPBATCH7 
#THELASTFORTHEBEST

Tidak ada komentar:

Posting Komentar